1.Apa prinsip pengukuran termokopel?
Prinsip kerja termokopel didasarkan pada efek Seebeck. Yaitu, dua konduktor dengan komponen berbeda dihubungkan pada kedua ujungnya ke dalam suatu rangkaian. Jika suhu dua terminal berbeda, fenomena fisik arus panas dalam loop akan dihasilkan. Termokopel tersusun dari dua konduktor berbeda (elektroda termal), yang salah satu ujungnya dilas satu sama lain untuk membentuk ujung pengukur termokopel (juga dikenal sebagai terminal kerja), memasukkannya ke dalam media yang suhunya akan diukur, dan memastikan ujung termokopel lainnya (ujung referensi atau ujung bebas) terhubung ke meteran tampilan. Jika ada perbedaan suhu antara ujung pengukur termokopel dan ujung referensi, meteran akan menunjukkan gaya termoelektrik yang dihasilkan oleh termokopel.
2. Apa prinsip pengukuran sensor suhu resistansi ?
Sensor suhu resistansi digunakan untuk mengukur suhu sesuai dengan karakteristiknya, yaitu konduktor logam atau semikonduktor yang mengalami perubahan suhu akan menggerakkan resistansi itu sendiri untuk berubah juga. Bagian pemanas dari sensor suhu resistansi (elemen penginderaan suhu) dibentuk pada substrat dengan melilitkan kawat logam tipis secara seragam pada rangka bahan isolasi atau dengan proses sputtering laser. Ketika media yang diukur memiliki gradien suhu, suhu yang diukur adalah suhu rata-rata lapisan dielektrik dalam kisaran elemen penginderaan suhu.
3. Bagaimana cara memilih termokopel dan sensor suhu resistansi?
Menurut kisaran suhu: secara umum, memilih termokopel ketika suhu lebih dari 500℃, sebaliknya, memilih sensor suhu resistansi;
Menurut akurasi pengukuran: memilih sensor suhu resistansi untuk memenuhi persyaratan akurasi yang lebih tinggi, sebaliknya, memilih termokopel;
Menurut rentang pengukuran: termokopel umumnya mengukur suhu "titik" sedangkan sensor suhu resistansi biasanya mengukur suhu spasial;